Di sebuah SMA di kota kecil, ada sebuah geng anak perempuan yang terkenal dengan kekompakannya. Geng itu terdiri dari lima sahabat: Ana, Bella, Citra, Diana, dan Eka. Mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP dan memutuskan untuk melanjutkan persahabatan mereka di SMA.

Setiap hari, mereka selalu bersama-sama, baik di dalam maupun di luar kelas. Mereka duduk bersama di kantin, mengerjakan tugas kelompok, dan sering menghabiskan waktu sepulang sekolah di rumah salah satu dari mereka. Keberadaan geng ini membuat hari-hari di SMA terasa lebih menyenangkan.

Ana adalah pemimpin tak resmi geng ini. Ia cerdas dan selalu memiliki ide-ide cemerlang. Bella, yang dikenal paling ceria, selalu berhasil mencairkan suasana dengan canda tawanya. Citra adalah si pendiam yang pandai melukis, sedangkan Diana dikenal sebagai atlet sekolah yang tangguh. Eka, si bungsu, adalah yang paling rajin belajar dan selalu menjadi tempat bertanya.

Pada suatu hari, sekolah mengadakan lomba cerdas cermat antar kelas. Ana mengusulkan agar mereka ikut serta sebagai tim. Meski awalnya ragu, mereka akhirnya setuju dan mulai berlatih setiap hari sepulang sekolah. Setiap anggota tim memiliki peran penting, dengan Ana sebagai kapten yang memimpin jalannya latihan.

Ketika hari lomba tiba, geng ini tampil dengan penuh semangat. Mereka berhasil melewati babak penyisihan dan masuk ke babak final. Di final, mereka menghadapi tim terkuat di sekolah. Pertandingan berlangsung sengit, dengan kedua tim saling kejar-kejaran skor.

Di pertanyaan terakhir, skor kedua tim sama. Pertanyaan penentu pun diberikan, dan dengan cepat Ana menekan bel untuk menjawab. Semua anggota geng menahan napas saat Ana menyampaikan jawaban mereka. Setelah beberapa detik yang terasa seperti seumur hidup, juri mengumumkan bahwa jawaban Ana benar. Mereka memenangkan lomba!

Kemenangan ini bukan hanya kebanggaan bagi mereka, tetapi juga mempererat persahabatan mereka. Mereka belajar bahwa dengan bekerja sama dan saling mendukung, tidak ada hal yang tidak bisa mereka capai. Meskipun banyak yang meragukan kemampuan mereka, geng ini berhasil membuktikan bahwa persahabatan mereka adalah kekuatan terbesar.

Tidak hanya di lomba, kekompakan mereka juga terlihat dalam keseharian. Ketika salah satu dari mereka menghadapi masalah, yang lain selalu siap membantu. Ketika Citra mengalami krisis percaya diri dengan hasil karyanya, teman-temannya memberikan semangat dan dorongan untuk terus berkarya.

Saat masa SMA mereka berakhir, geng ini membuat janji untuk tetap menjaga persahabatan mereka meski nanti akan melanjutkan ke universitas yang berbeda. Mereka berjanji untuk selalu bertemu setiap kali ada kesempatan, dan tetap mendukung satu sama lain.

Waktu berlalu, dan meski mereka terpisah oleh jarak, persahabatan mereka tetap kuat. Mereka sering mengadakan pertemuan dan selalu hadir di momen-momen penting dalam hidup masing-masing. Persahabatan di balik seragam SMA ini menjadi kenangan indah yang selalu mereka kenang.

Geng anak perempuan ini membuktikan bahwa persahabatan sejati tidak mengenal batas waktu dan tempat. Meski masa SMA telah berlalu, ikatan yang mereka bangun terus bertahan, menjadi kekuatan yang selalu mengiringi langkah mereka ke depan.